ANALISIS POTENSI KEBANGKRUTAN PADA PT INDOSAT TBK PERIODE 2008 – 2012 DENGAN
METODE ALTMAN Z-SCORE
Handiko Suharso
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma
Jl. Margonda Raya No. 100,Depok 16423
Ketidakmampuan mengantisipasi
perkembangan ekonomi global akan mengakibatkan berkurangnya kegiatan usaha
perusahaan, yang
pada akhirnya akan mengakibatkan kebangkrutan perusahaan. Kebangkrutan tidak
akan datang tiba-tiba melainkan melalui proses atau tahapan yang dapat dikenali tanda-tandanya. Selama kurun waktu 2008 -2012 industri
pertelekomunikasian dalam hal ini PT Indosat Tbk menghadapi beberapa tantangan
seperti krisis global yang melanda dunia global. Akibatnya banyak perusahaan
mengalami kesulitan mendapatkan modal kerja untuk menjalankan kegiatan
operasionalnya. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana rasio variabel Z-score, bagaimana potensi
kebangkrutan perusahaan dan bagaimana rating ekuivalen perusahaan pada PT
Indosat Tbk pada periode 2008 – 2012.
Analisis laporan keuangan merupakan
salah satu cara untuk mengatasi keadaan tersebut. Salah satu metode analisis
laporan keuangan adalah metode Altman
Z-score. Adapun data yang dipakai
dari laporan keuangan yaitu neraca dan laba rugi.
Dari hasil penelitian ilmiah ini, dapat
diambil kesimpulan bahwa kinerja keuangan PT Indosat Tbk selama periode tahun 2008 – 2012 dalam keadaan
kinerja keuangan perusahaan yang sehat. Walaupun dalam perjalanan operasionalnya PT Indosat Tbk sedikit mengalami
kesulitan dalam hal hutang atas modal kerja terutama pada tahun 2009 yang
memiliki nilai Z-score paling rendah yaitu 3,168. Nilai overall Z-score tersebut itupun masih berada
diatas titik cut off yaitu 2,60.
Kata kunci : Analisis Potensi Kebangkrutan,
Metode Altman Z-Score

PENDAHULUAN
Perusahaan
adalah suatu bentuk badan usaha yang menjalankan jenis usaha yang bersifat
tetap dan terus menerus yang didirikan oleh perorangan atau lembaga dengan
tujuan memperoleh keuntungan atau laba. Adapun pengertian lain dari perusahaan adalah suatu organisasi dimana
sumber daya (input) dasar seperti bahan dan tenaga kerja dikelola serta
diproses untuk menghasilkan barang atau jasa (output) kepada pelanggan atau
setiap bentuk usaha yang melakukan kegiatan secara tetap dan terus-menerus
untuk memperoleh keuntungan dan atau laba bersih, baik yang diselenggarakan
oleh orang perorang maupun badan usaha yang berbentuk badan hukum atau bukan
berbadan hukum, yang didirikan berkedudukan dalam wilayah Republik Indonesia.
Untuk dapat dikatakan perusahaan dalam kondisi yang baik maka perusahaan harus
dapat terus bertahan dalam persaingan dan dapat terus berkembang
Dewasa ini perkembangan ekonomi mengalami perubahan yang cukup signifikan.
Semakin berkembangnya perekonomian menyebabkan persaingan antar perusahaan
semakin ketat. Persaingan yang semakin
ketat ini menuntut perusahaan untuk selalu memperkuat pondasi manajemen
sehingga akan mampu bersaing dengan perusahaan lain. Ketidakmampuan
mengantisipasi perkembangan ekonomi global akan mengakibatkan berkurangnya
kegiatan usaha perusahaan yang pada akhirnya akan mengakibatkan kebangkrutan
perusahaan tersebut.
Kebangkrutan tidak akan datang tiba-tiba melainkan melalui proses atau
tahapan dimana secara dini manajemen seharusnya dapat mengenali tanda-tandanya.
Risiko kebangkrutan bagi perusahaan sebenarnya dapat dilihat dan diukur melalui laporan keuangan
perusahaan, dengan cara melakukan analisis terhadap laporan keuangan yang dikeluarkan oleh perusahaan yang bersangkutan.
Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi mengenai posisi keuangan
perusahaan, kinerja serta perubahan posisi keuangan yang sangat berguna untuk
mendukung pengambilan keputusan yang tepat.
Endri, 2009 berhasil memprediksi Bank Syariah pada periode 2005 – 2007 akan
mengalami kebangkrutan. Agnes Utari Widyaningdyah dan Octa Fenny Listyana, 2009
berhasil memprediksi 1 perusahaan dikategorkan sehat, 2 perusahaan
dikategorikan rawan bangkrut dan 10 perusahaan dikategorikan bangkrut. Trisna
Widuri, 2012 berhasil mempediksi bahwa perusahaan dalam posisi tidak aman atau
rawan bangkrut pada tahun 2008, 2009 dan 2010 terdapat pada wilayah grey area.
Yoseph, 2001 berhasil memprediksi PT Indofood Sukses Makmur Tbk pada tahu 2005 – 2009 berpotensi bangkrut. Henrycus
Winarto Santoso, 2012 berhasil memprediksi sepanjang tahun 2007 – 2010 PT Gudang Garam Tbk tergolong
sebagai perusahaan yang tidak mengalami kesulitan keuangan. Haryetti, 2010
berhasil memprediksi sebanyak 26 perusahaan dalam industri perbankan yang
terdaftar di BEI berada dalam keadaan
yang sehat.
Setelah mengamati
masalah-masalah yang ada di atas maka penulis ingin mengetahui bagaimana
keadaan kesehatan perusahaan Indosat saat ini, yang semakin lama
mengalami persaingan yang cukup ketat. Maka dalam penulisan ilmiah ini penulis mengambil judul “ANALISIS POTENSI KEBANGKRUTAN PADA PT INDOSAT TBK PERIODE 2008 – 2012 DENGAN METODE
ALTMAN Z - SCORE”.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar
belakang diatas, dapat diambil permasalahan sebagai berikut :
1.
Bagaimana rasio
variabel Z - Score pada PT Indosat Tbk periode 2008 – 2012 ?
2.
Bagaimana potensi
kebangkrutan perusahaan pada PT Indosat Tbk periode 2008 – 2012 ?
3.
Bagaimana rating ekuivalen perusahaan pada PT Indosat Tbk periode 2008 – 2012 ?
Batasan
Masalah
Berdasarkan rumusan masalah diatas, penulis membatasi
masalah sebagai berikut :
1.
Perhitungan rasio dengan Metode
Altman Z - Score pada PT Indosat Tbk berdasarkan laporan keuangan pada periode 2008 – 2012.
2.
Melakukan prediksi potensi
kebangkrutan pada PT Indosat Tbk berdasarkan laporan keuangan periode 2008 – 2012.
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1.
Untuk mengetahui
rasio variabel Z - Score pada PT Indosat Tbk periode 2008 – 2012.
2.
Untuk mengetahui potensi kebangkrutan perusahaan
PT Indosat Tbk periode 2008 – 2012.
Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah :
1. Manfaat
Akademis
Agar penulis pada khususnya dan lingkungan akademis pada umumnya
dapat menambah penelitian mengenai analisis potensi kebangkrutan perusahaan dengan metode
Altman Z - Score.
2. Manfaat
Praktis
Dapat dijadikan sebagai bahan
pertimbangan dan masukan bagi manajemen perusahaan agar dapat mengambil keputusan
yang tepat untuk melakukan persiapan dan
perbaikan demi kemajuan perusahaan tersebut serta memberikan gambaran dan
harapan terhadap nilai masa
depan perusahaan. Sedangkan bagi investor, penelitian ini dapat
digunakan dalam mengambil keputusan investasi.
Pengertian Kebangkrutan
Kebangkrutan merupakan suatu keadaan atau situasi
dalam hal ini perusahaan gagal atau tidak mampu lagi memenuhi
kewajiban-kewajiban perusahaan karena mengalami kekurangan dan ketidakcukupan
dana untuk menjalankan atau melanjutkan usahanya sehingga tujuan ekonomi yang
harus dicapai oleh perusahaan tidak dapat dicapai yaitu profit. Menurut Undang Undang Kepailitan No. 4 Tahun 1998, debitur yang
mempunyai dua atau lebih kreditur dan tidak membayar
sedikitnya satu utang yang telah jatuh waktu dan dapat ditagih, dinyatakan pailit dengan putusan Pengadilan yang berwenang, baik atas permohonannya sendiri, maupun atas permintaan seorang atau lebih krediturnya.
Kebangkrutan
sebagai kegagalan didefinisikan dalam beberapa arti :
1.
Kegagalan ekonomi (economic failure)
Kegagalan dalam arti ekonomi biasanya berarti
bahwa perusahaan kehilangan uang atau pendapatan perusahaan tidak menutup
biayanya sendiri, ini berarti tingkat labanya kecil dari biaya modal atau nilai
sekarang dari arus kas perusahaan lebih kecil dari kewajiban. Kegagalan terjadi
bila arus kas sebenarnya dari perusahaan tersebut jatuh dibawah arus kas yang
diharapkan, bahkan kegagalan dapat juga berarti bahwa tingkat pendapatan atas
biaya historis dari investasinya lebih kecil daripada biaya modal perusahaan.
2.
Kegagalan keuangan (financial
failure)
Kegagalan keuangan bisa diartikan sebagai insolvensi yang membedakan
antara dasar arus kas dan dasar saham. Insolvensi atas dasar arus kas ada dua
bentuk :
a. Insolvensi teknis (tehnical insolvency)
b. Insolvensi dalam pengertian
kebangkrutan
Faktor-faktor Penyebab Kebangkrutan
Secara garis
besar faktor-faktor penyebab kebangkrutan dapat dibagi menjadi tiga, yaitu:
1.
Faktor
umum
a.
Sektor
ekonomi
b.
Sektor
sosial
c.
Sektor
teknologi
d. Sektor Pemerintah
2.
Faktor internal perusahaan
Faktor internal yang menyebabkan kebangkrutan perusahaan dapat
dicegah melalui berbagai tindakan dalam perusahaan itu sendiri. Faktor-faktor internal yang dapat menyebabkan kebangkrutan
adalah :
a. Manajemen yang tidak efisien akan mengakibatkan kerugian
terus menerus yang pada akhirnya menyebabkan perusahaan tidak dapat membayar
kewajibannya.
b.
Ketidakseimbangan
dalam modal yang dimiliki dengan jumlah piutang dan hutang yang dimiliki.
c.
Moral Hazard oleh manajemen. Kecurangan yang dilakukan oleh manajemen
perusahaan bisa mengakibatkan kebangkrutan.
3. Faktor eksternal perusahaan
Faktor eksternal
yang bisa menyebabkan kebangkrutan merupakan faktor diluar perusahaan namun
berhubungan langsung dengan perusahaan, yang meliputi:
a. Sektor Pelanggan
b.
Sektor Pemasok
c. Sektor
Pesaing
Pihak-Pihak yang Memanfaatkan Informasi Kebangkrutan
Informasi mengenai prediksi kebangkrutan suatu
perusahaan memberikan manfaat bagi beberapa pihak antara lain:
1.
Kreditur
Hasil penelitian mengenai prediksi kesulitan
keuangan mempunyai hubungan yang erat dengan lembaga ini baik untuk mengambil
keputusan apakah akan memberikan pinjaman dengan syarat-syarat tertentu atau
merancang kebijaksanaan untuk memonitor pinjaman yang telah ada.
2.
Investor
Distress
prediction model dapat membantu
investor dalam menentukan sikap terhadap surat-surat yang dikeluarkan oleh
suatu perusahaan. Investor yang melakukan investasi dengan pendekatan aktif
dapat mengembangkan suatu strategi yang didasarkan pada asumsi bahwa model
prediksi kesulitan keuangan dapat menjadi peringatan awal adanya kesulitan
keuangan pada suatu perusahaan.
3.
Otoritas
Pembuat Peraturan (Regulatori Authorities)
Bagi otoritas pembuat peraturan seperti Ikatan
Akuntan, badan pengawas pasar modal atau institusi lainnya, studi tentang
kesulitan keuangan sangat membantu untuk mengeluarkan peraturan-peraturan yang
bisa melindungi kepentingan masyarakat.
4.
Pemerintah
Pemerintah mempunyai kewajiban untuk melindungi
tenaga kerja, industri, dan masyarakat. Hasil penelitian yang akan menemukan
model kesulitan keuangan dan petunjuk kesulitan keuangan akan membantu dalam
mengeluarkan peraturan untuk melindungi masyarakat dari kerugian dan
kemungkinan mengganggu stabilitas ekonomi dan politik negara.
5.
Auditor
Satu penelitian yang harus dibuat oleh auditor
adalah apakah perusahaan bisa going
concern atau tidak. Dengan adanya model untuk memprediksi kebangkrutan,
maka auditor bisa melakukan audit dan memberikan pendapat terhadap laporan keuangan
perusahaan dengan lebih baik.
6.
Manajemen
Kebangkrutan akan menyebabkan biaya baik langsung
maupun tidak langsung. Biaya langsung termasuk fee untuk akuntan dan pengacara. Sedangkan biaya tidak langsung
adalah kehilangan penjualan atau keuntungan yang disebabkan adanya pembatasan
yang dilakukan oleh pengadilan. Untuk menghindari biaya yang cukup besar
tersebut, manajemen dengan indikator kesulitan keuangan yang bisa menyebabkan
kebangkrutan dapat melakukan perbaikan dan melakukan persiapan untuk mengantisipasi
kemungkinan terburuk.
Metode Altman Z - Score
Z - Score
merupakan suatu persamaan multi variabel yang digunakan oleh Edward Altman
dalam rangka memprediksi tingkat kebangkrutan. Z - score orisinal pertama kali
dirumuskan dengan kondisi latar belakang sebagai berikut :
a. Sampel diambil dari
perusahaan manufaktur publik
b. Perusahaan berlokasi di
Amerika
c. Dirumuskan tahun 1968
d. Jumlah sampel 66
perusahaan yang terdiri atas 33 perusahaan bangkrut dan 33 perusahaan tidak
bangkrut.
Dalam
studinya, setelah menyeleksi 22 rasio keuangan, Altman menemukan 5 rasio yang
dapat dikombinasikan untuk melihat perbedaan antara perusahaan yang bangkrut
dan tidak bangkrut. Analisis
ini dikenal dengan nama analisis Altman Z - Score. Lima rasio Z - Score tersebut adalah Working Capital to Total
Assets Ratio, Retained Earning to Total Assets Ratio, Earning Before Interest
and Taxes to Total Assets Ratio, Market Value of Equity to Book Value of Total
Liabilities Ratio, Sales to Total Assets.
Kegunaan Analisis Z - Score
Analisis Z - Score dikenal juga sebagai analisis kebangkrutan, karena dari
skor yang dihasilkan dapat dilihat apakah suatu perusahaan mempunyai kondisi
keuangan yang sehat, menunjukkan tanda-tanda kebangkrutan atau perusahaan malah
berada pada kondisi terparah yaitu kebangkrutan. Hasil dari analisis ini dapat
digunakan oleh manajemen perusahaan untuk menjaga atau memperbaiki kinerja
perusahaan di masa yang akan datang. Selain itu, pihak kreditur dan pemegang
saham dengan menggunakan hasil analisis ini juga dapat melakukan
persiapan-persiapan untuk mengatasi berbagai kemungkinan buruk terjadi. Semakin
awal tanda-tanda kebangkrutan diketahui semakin baik bagi seluruh pihak yang
terkait di dalam perusahaan.
Metode Pengumpulan Data / Variabel
Untuk memperoleh data-data tersebut, penulis
menggunakan metode pengumpulan data dari internet yang kemudian didownload
dalam bentuk pdf file dan setelah itu diprint.
Alat Analisis yang Digunakan
1.
Analisis Deskriptif
Analisis yang dilakukan adalah analisis deskriptif karena penulis
menggunakan tabel dan grafik untuk memperjelas dalam penyampaian pembahasan
pada penelitian ilmiah ini agar tidak keluar dari maksud yang disuguhkan oleh
penulis.
2.
Analisis Kuantitatif
Analisis kuantitatif yang digunakan pada penulisan ilmiah ini adalah analisis Altman Z - Score. Untuk menerapkan
metode Altman Z - Score pada perusahaan non manufaktur
yang akan diteliti oleh penulis, maka digunakan model Z - Score dengan persamaan:
|

Z : Overall Indeks (indeks keseluruhan)
X1 : Working Capital to
Total Assets (Modal Kerja / Total Aktiva)
X2 : Retained Earning to Total Assets (Laba
yang Ditahan / Total Aktiva)
X3 : Earning Before Interest and Taxes to Total
Assets (Laba Sebelum Bunga dan Pajak / Total Aktiva)
X4 : Market Value of Equity to Book Value of
Liabilities (Nilai Pasar Modal Sendiri / Nilai Buku Hutang)
Nilai cut-off
|
Keterangan
|
Z < 1,10
|
Menunjukkan
indikasi perusahaan menghadapi ancaman kebangkrutan yang serius, hal ini
perlu ditindaklanjuti oleh manajemen perusahaan agar tidak terjadi
kebangkrutan.
|
1,10 < Z
< 2,60
|
Menunjukkan bahwa
perusahaan berada dalam kondisi rawan. Dalam kondisis ini manajemen harus
hati-hati dalam mengelola asset-aset perusahaan agar tidak terjadi
kebangkrutan (Grey Area).
|
Z > 2,60
|
Menunjukkan
perusahaan dalam kondisi keuangan yang sehat dan tidak mempunyai permasalahan
dengan keuangan (non-bankrupt company)
|
Untuk mendapatkan hasil perhitungan Z
- Score yang akurat penulis menggunakan alat bantu software berupa Microsoft
Excel.
Rangkuman Hasil Penelitian
Berikut akan disajikan rangkuman
hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis pada PT Indosat Tbk periode
2008 – 2012. Tabel di bawah ini menunjukkan rasio empat variabel yang diperoleh
perusahaan, nilai indeks Z-Score, dan juga rating yang diperoleh perusahaan.
Tabel 4.14
Rasio Empat Variabel, Potensi Kebangkrutan dan Rating PT Indosat Tbk
Periode 2008 – 2012
Tahun
|
Modal Kerja
|
Laba Ditahan
|
EBIT
|
Nilai Pasar
|
Z – Score
|
Rating
|
2008
|
- 0,019
|
0,288
|
0,081
|
4,544
|
6,130
|
BBB
|
2009
|
- 0,018
|
0,281
|
0,075
|
2,770
|
3,618
|
CCC +
|
2010
|
- 0,110
|
0,291
|
0,088
|
4,062
|
5,087
|
BB
|
2011
|
- 0,102
|
0,302
|
0,022
|
4,653
|
5,350
|
BB +
|
2012
|
- 0,082
|
0,259
|
0,045
|
4,256
|
5,081
|
BB
|
Rasio modal kerja selama 5 tahun berturut – turut
tidak menunjukan hasil yang baik terlihat dari nilai rasio modal kerja yang
negatif disebabkan oleh nilai hutang yang jauh lebih tinggi dari hutang lancar.
Hal ini menunjukan bahwa selama 5 tahun berturut – turut dalam kondisi ilikuid.
Rasio laba ditahan dalam keadaan bagus terlihat dari
cukup stabilnya rasio laba ditahan terhadap total aktiva selama 5 tahun
berturut – turut selain itu perusaah juga mampu bekerja secara efisien.
Rasio ebit dalam keadaan bagus terlihat dari cukup
stabilnya rasio ebit terhadap total aktiva selama selama 5 tahun berturut –
turut meskipun masih terjadi penurunan akan tetapi penurunan tersebut tidak
terlalu signifikan.
Rasio nilai pasar modal sendiri terhadap nilai buku
hutang pada tahun 2009 merupakan nilai perbandingan yang paling kecil.
Kemungkinan yang terjadi terdapat total aktiva hutang yang cukup besar
dibandingkan dengan tahun – tahun sebelumnya namun demikian pada tahun
setelahnya sudah terjadi kenaikan yang signifikan.
Keseluruhan nilai Indeks Z - Score
mulai dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 menunjukkan nilai diatas titik cut-off
Altman Z-Score 2,60. Hal ini dapat diartikan bahwa
perusahaan tidak memiliki rasio kebangkrutan meskipun memiliki rasio modal
kerja terhadap total aktiva yang negatif. Kondisi yang paling jelek terjadi
pada nilai Z – Score pada tahun 2009 yaitu 3,618 meskipun nilai ini masih diatas titik cut
off yaitu 2,60. Nilai tertinggi Indeks Z – Score terjadi pada tahun 2008 yaitu 6,130 dengan demikian terjadi penurunan
yang signifikan dengan apa yang terjadi pada tahun 2008 ke tahun 2009. Hal ini
disebabkan oleh mulai terjadinya krisis ekonomi global akan tetapi kondisi
ekonomi mulai membaik pada tahun – tahun setelahnya.
Rating perusahaan
yang tertinggi ada pada tahun 2008 yaitu A, sedangkan yang terendah pada tahun 2009 dengan rating CCC +. Penurunan ekstrim pada tahun 2009 dapat dijelaskan dari rasio laba
ditahan mengalami penurunan sebesar 3,78 % dari tahun 2008, pada rasio ebit
mengalami penurunan sebesar – 7,40 % dari tahun 2008 dan pada rasio modal saham
mengalami penurunan sebesar – 39,06 %. Pada tahun 2010 memiliki ratingnya BB, pada
tahun 2011 memiliki rating BB + dan pada tahun 2012 memiliki rating BBB Indeks Z - Score yang nilainya rendah dikarenakan beberapa
rasio perusahaan tidak dapat memberikan kontribusi yang berarti. Kontribusi
terbesar rata-rata diberikan oleh rasio nilai pasar
modal sendiri yaitu rasio nilai pasar
modal sendiri terhadap nilai buku hutang terutama pada tahun 2008. Hal tersebut dikarenakan harga
saham pada tahun tersebut paling tinggi diantara tahun-tahun lainnya serta
nilai total kewajiban yang lebih rendah dari tahun-tahun setelahnya yang
membuat nilai rasio nilai pasar modal sendiri pada tahun tersebut tergolong cukup tinggi.
Meskipun rasio modal kerja
terhadap total aktiva menghasilkan nilai yang selalu negatif, tetapi
rasio-rasio lainnya dapat menutupi sehingga dapat menyelamatkan perusahaan dari
kebangkrutan. Sedangkan dari tahun 2010 sampai
tahun 2012 perusahaan mengalami peningkatan yang cukup signifikan atau dapat
dikatakan stabil setiap tahunnya itu semua dapat terlihat dari rasio laba
ditahan, rasio ebit dan rasio nilai pasar modal sendiri.
Dari pembahasan yang telah
disajikan diatas, penulis mengambil kesimpulan bahwa nilai overall indeks Z - Score pada PT Indosat Tbk periode 2008 - 2012 dengan menggunakan metode Altman
adalah keadaan kinerja keuangan perusahaan sehat dan tidak mempunyai
permasalahan dengan keuangan (non-bankrupt
company). Hal ini dikarenakan nilai
overall Z - Score berada
diatas titik cut off yaitu sebesar
2,60.
Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan dalam bab - bab sebelumnya, maka dapat
diambil kesimpulan :
1. Perubahan rasio variabel PT Indosat Tbk, periode 2008 – 2012 menunjukkan hasil
sebagai berikut :
a. Working Capital to Total Assets
Ratio rasio
yang terbesar adalah pada tahun 2009 dan rasio terkecil adalah pada
tahun 2010.
b. Retained Earning to
Total Assets Ratio, rasio
terbesar adalah pada tahun 2011 dan rasio terkecil adalah pada tahun
2012.
c. Earning
Before Interest and Taxes to Total Assets Ratio,
rasio
yang terbesar adalah pada tahun 2010 dan rasio
terkecil adalah pada tahun 2011.
d. Market
Value of Equity to Book Value of Liabilities Ratio,
rasio
yang terbesar adalah pada tahun 2011 dan rasio
terkecil adalah pada tahun 2009.
2. Keseluruhan nilai Indeks Z - Score mulai dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 menunjukkan nilai diatas titik cut-off Altman Z-Score 2,60. Hal ini dapat diartikan bahwa perusahaan tidak memiliki rasio
kebangkrutan meskipun memiliki rasio modal kerja terhadap total aktiva yang
negatif. Kondisi yang paling buruk terjadi pada nilai Z – Score pada tahun 2009 yaitu 3,618
meskipun nilai ini masih diatas titik cut off yaitu 2,60. Nilai tertinggi Indeks Z – Score terjadi
pada tahun 2008 yaitu 6,130 dengan demikian terjadi penurunan yang signifikan
dengan apa yang terjadi pada tahun 2008 ke tahun 2009.
2.
Rating perusahaan yang tertinggi ada pada tahun 2008 yaitu BBB, sedangkan yang terendah
pada tahun 2009 dengan rating CCC +.
Saran
Secara keseluruhan kinerja keuangan PT Indosat Tbk berada pada
keadaan yang sehat. Tetapi
perusahaan harus tetap waspada karena kondisi perusahaan yang masih belum
stabil. Dapat dilihat dari tahun 2008 perusahaan berada pada kondisi rating
yang sangat baik, tetapi tahun 2009 perusahaan mengalami kemerosotan yang
cukup signifikan meskipun perusahaan masih bisa terhindar dari kondisi rawan
kebangkrutan. Lalu pada tahun 2010 perusahaan mengalami peningkatan kembali,
tetapi pada tahun 2011 perusahaan mengalami kenaikan akan tetapi pada tahun 20012 mengalami
kenaikan yang cukup signifikan dari tahun sebelumnya maka dapat dikatakan kondisi perusahaan masih
belum stabil. Tidak menutup kemungkinan bahwa tahun-tahun berikutnya perusahaan
mengalami penurunan lagi, maka perusahaan harus tetap berhati-hati.
DAFTAR PUSTAKA
Agnes Sawir, 2010, Analisis
Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan, Jakarta: Gramedia
Pustaka
Agnes Utari Widyaningdyah dan Octa
Fenny Listyana, 2009, Kecenderungan
Manajemen Laba Pada Industri dan Produk Tekstil Di Bursa Efek Indonesia Yang
Diprediksi Mengalami Kebangkrutan, Jurnal Bisnis dan Akuntansi
Darsono, 2009, Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan, Yogyakarta: ANDI
Edward Altman, 2000, Predicting Financial, Distress of Companies : Revisiting The Z-Score
and Zeta ® Models, New York University, Stern School of Business
Endri, 2009, Prediksi
Kebangkrutan Bank Untuk Menghadapi dan Mengelola Perubahan Lingkungan Bisnis:
Analisi Model Altman’s Z-Score, Perbanas, Jakarta
Haryetti, 2010, Analisis Financial Distress Untuk Memprediksi Risiko Kebangkrutan
Perusahaan (Studi Kasus Pada Industri Perbankan Di BEI), Jurnal Ekonomi
Henrycus Winarto Santoso, 2012, Analisis Kesehatan Keuangan PT Gudang Garam
Tbk dan Anak Perusahaan Di Tengah Badai Anti Rokok Di Indonesia, Ekonomi
dan Bisnis
Irham Fahmi, 2010, Manajemen Kinerja Teori dan Aplikasi, Bandung : Alfabeta
Kasmir, 2011, Analisis Laporan Keuangan, Jakarta: Rajawali Pers
Munawir, 2010, Analisis
Laporan Keuangan, Yogyakarta: Edisi 4, LIBERTY
Samryn, 2011, Pengantar Akuntansi, Jakarta: Rajawali
Pers
Trisnia Widuri, 2012, Analisis Kinerja Keuangan Berdasarkan Rasio
Profitabilitas dan Z – Score Model (Studi Empiris Pada PT. Indofood Sukses
Makmur, Tbk), Jurnal Ilmu Manajemen
Yoseph, 2011, Analisis Kebangkrutan DenganMetode Z – Score Altman, Springate dan
Zmijewski Pada PT. Indoffod Sukses Makmur Tbk Periode 2005 – 2009, Akurat
Jurnal Ilmiah Akuntansi
Zaki Baridwan,
2004, Intermediate Accounting,
Yogyakarta: Edisi 8, BPFE
No comments:
Post a Comment